Jumat, 22 Januari 2016

BOLT Day #1 (part 1 of 2)

Yeay! Finally... My holiday is over :( It's been a week since the school starts. My tutor group is reshuffled so now i have to adapt and suit my self here. I didn't think i would be the chief of the first case. It's kinda shocking because the case is not really clear. Nah, it doesn't matter now.

So, talking about BOLT, it is a program from PH Kema FK Unpad for the freshmen who's going to be an organisator. Basic Organization and Leadership Training. It feels like we're forced to come here at first, but i think there's nothing to lose. It's really worthwhile coming here.

In the first session the speaker is Rezka Dwi Fathana from 2014. It's really boring seeing him again and again. Hahaha it's okay though, we talked about organization. What organization is, how important organization is, why we should take part in organization, and even Maslow's hierarchy of needs.

So when there are two people or more and then do the teamwowk for their common vision, build a relation and hierarchy, it is an organization. After that we talk about why we should take part in organization, because many people can success even they just study. Actually, i've been thinking about this for so long, but let's talk about Maslow's hierarchy of needs first.

This is Maslow's hierarchy of needs. It's not my first time seeing this. I know it from Kang Dito, his explanation is really clear that i understand it until now. So, there's physical needs at the bottom, many people do something because of this. For example, some people do demonstration because they would get free meals. The next is safety and security. Now let see, if you ever seen bullying scene (real one or maybe from tv show), some people do nothing even if they see someone being bullied, because they want to be save. If they do something, they will be the one who's being bullied. And then love and belonging, when you feel that you belongs there and loved. If you do something because of you feel respected, that's self-esteem. The last is when you find that you're accepted by society as "something", self-actualization. The top of the Maslow's hierarchy.

So why did you join an organization? Physical needs? Safety and security? Love and belonging? Self-esteem? Or self actualization? What i belief is that by joining an organization, we can get an experience, learn and train our soft skill, and the most important is self actualization by bringing most benefit to the rest of mankind.

The next is structure of organization, GBHO, RPO, and AD/ART. So an organization needs a leader, secretary, subunit, and supporting system (if needed).The structure, GBHO, and RPO then build AD/ART.

And the last is the 3 C of success by John C. Maxwell. Competence, Connection, and Character. Then, there's another reason to join organization. It is because of population boom and ..... well i forgot to write them ._.

Wait for the part 2 okay? I'm going to complete this post later, because now is the time for BOLT Day #2 ! See ya!

Senin, 11 Januari 2016

Comeback! (again)

Heheh it's been a while right? Well, i almost forgot that i want to write all the things happened back then when i'm in college. But since i can't adapt in a short time so... i can't make it :(
And somehow it's kinda fishy for me to write in bahasa ._.

I can't believe that finally i have my holidays, even if it's only for 1 week. :') There are so many things i want to do in this perfect time and suddenly this come into my mind, writing. I've been thinking about what i've done last semester. Sure you're gonna regret what you've done in the past especially your first semester T^T. I haven't do my best. After reading cheese in the trap and seeing how hard Seol to survive. (nah, you see the problem here. READING A WEBTOON).

I don't even study for the exam because of webtoon. And now i have nothing to do T^T (not really, but yeah i'm bored now). After watching drama Hyde, Jekyll, and Me, i'm starting to look for the history(???) of Hyde and Jekyll. Why? Because it is the title of a drama and even a korean song. I understand that Hyde and Jekyll had an opposite personality, but the story behind it... i don't know. So, i want to read the book about it but i'm not so sure. I'm interested in psychology lately, and guess what? One of the top 3 result of the test i took is psychiatrist (here is the link if you want to try: http://www.med-ed.virginia.edu/specialties/QuestionList.cfm). Come to think of it, is it a coincidence? What do you think? Hahaha thank you for reading! :)

Minggu, 20 September 2015

Melepas Penat Sejenak

Aduduh aduduh besok hari senin ya. :(
Sebenernya aku lagi ngerjain sesuatu (ceilah..) wkwk, sebenernya bingung ngerjain apa soalnya di pikiran mah banyak banget yang mau dikerjain. Huhu. Terus tiba-tiba kepikiran buat update blog deh hm. Ya intermezzo dikit lah setelah topik entry sebelumnya agak-agak serius.

Jadiiiiiii...
Diriku lagi galau.. Pengen cepet nikah aja :((( ga deng, belum siap juga. Masih progress membenahi diri, iya ga? Udah lama nih ga bareng-bareng sama seorang sahabat yang selalu mengingatkan, jadi di tengah jalan mampir-mampir dulu deh (?). Nyalahin keadaan aja ya anaknya teh, padahal udah sadar itu salah.

Serius deh kangen banget sama masa-masa SMA, sama temen-temennya sih terutama. Sekolahnya mah udah bosen, tapi belajarnya mah ngga kan ya :3 halaah. Beda banget sih lingkungannya. Atmosfirnya tuh beda jauh sama salah satu ptn di sana yang katanya kelas pindahan dari SMAku dulu. Walaupun lingkungan SMA juga bukan lingkungan yang ideal banget, setidaknya aku bisa nemuin circle yang cukup ideal. Sampe sekarang aku masih sering banget konflik batin terutama ketika aku sadar ada sesuatu yang ga beres. Tapi masih belum "nemu" temen yang punya concern yang sama (mungkin ada), ga bisa sharing. Soalnya kalau cerita ke orang lain kan sudut pandangnya agak beda, kalau temen di sini kan setidaknya merasakan posisi yang sama.

Doain ya semoga aku bisa cepet-cepet menemukan dia yang masih belum teridentifikasi identitasnya. Biar bisa lebih plong nih kalau ada apa-apa..
Terus aku baru inget deh, rasanya aku terlalu bergantung sama manusia. Astagfirullahaldzim :(
Ga deng, aku butuh temen buat bertukar pikiran aja. Dan pengingat juga kalau-kalau "self-alarm"nya tiba-tiba ga jalan.
Haaaah, sudah semakin malam. Sudah lah semoga prognosisnya ad bonam ya. Mulai lieur. Yeah, semangat tutorial besok.

(((lupa kasih label, trus geli sendiri baca tagnya)))

Minggu, 30 Agustus 2015

Profesi (new update???)

Dulu, aku emang mau jadi dokter untuk pengabdian. Bukan berarti sekarang tujuan aku berubah. Daridulu, bahkan saat ayah aku atau anggota keluarga bilang kalau jadi dokter itu nantinya kaya, aku ga pernah terpikir buat jadiin itu sebagai tujuan aku.

Memang untuk menjadi dokter itu sebuah tugas yang berat. Masuk kuliahnya susah, belajarnya lama, hafalannya banyak, mendapatkan gelar dokter itu sendiri ga mudah. Dan setelah jadi dokter? Tanggung jawabnya terasa lebih berat karena kita berurusan langsung dengan kesehatan pasien. Terdengar seperti sebuah profesi yang keren? Atau mungkin mulia? Ya, dulu aku pikir juga begitu.

Tapi, seiring berjalannya waktu, akhirnya aku berpikir ulang. Setiap profesi itu punya peran masing-masing di kehidupan ini dan niat kita sangatlah menentukan. Tidak harus jadi dokter loh buat nolong orang. Well, dan itu yang bikin aku bingung saat menentukan jurusan kemarin. Ada jurusan baru di ITB yang menarik perhatian aku. Biomedik. Dan pemikiran baru itu yang sempet bikin pendirian aku goyah.Dengan membuat alat-alat kesehatan, bukannya itu juga bakal nolong orang?

Nah, profesi lain juga sama. Bisa jadi ada yang mau jadi arsitek biar bisa membuat bangunan yang kokoh dan aman untuk masyarakat. Atau mungkin pengen bergerak di bidang perekonomian biar ekonomi masyarakat terjamin. Mungkin ga se 'wah' dokter bagi sebagian orang. Tapi, kematian itu bukan cuma karena panyakit loh. Dan penyakit itu ga cuma berasal dari turunan, atau mikroorganisme, dan lainnya. Ada banyak faktor pemicu sebuah penyakit. Misalnya, karena perekonomian yang buruk, sebuah keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Jadi secara ga langsung, profesi yang bergerak di bidang ekonomi juga berperan di sini.

Jadi, kalau dibilang "dokter itu bukan hanya profesi, tapi pengabdian" sih saya ga sepenuhnya setuju. Setiap profesi itu tergantung dari niatnya. Memilih sebuah profesi itu bukan hanya sekadar untuk mencari nafkah. Bukan hanya sekadar untuk diri sendiri. Tapi untuk orang banyak. Kita tidak tahu seberapa besar pengaruh profesi kita terhadap kehidupan, tapi entah berapa pun itu, pasti akan tetap mempengaruhi yang lainnya.

Dan sekarang, salah satu jalan untuk mendapatkan profesi itu udah aku pilih. Semoga niat baik yang ada saat ini tetap terjaga sampai kapanpun. Bismillah :)

Setelah menjalani lebih kurang 6 bulan kuliah, akhirnya tau kalau huft... berat juga ya. Mulia? Hm ada dokter yg jadi tutor aku waktu itu, kata-katanya aku inget banget sampe sekarang. "Nanti kerasa deh neraka sama surga tuh beda tipis". Ya meskipun yang ngasih kesembuhan itu Allah dan apapun hasilnya juga kehendak Allah, tapi usaha kita tetep harus dipertanggungjawabkan. Gimana kalau kesalahan kecil kita waktu nanganin pasien nanti adalah yang menjerumuskan kita ke neraka? Atau usaha kita yang bikin kita masuk surga?

Sekali lagi, semua profesi juga bakal kayak gitu sih, semuanya bakal dipertanggungjawabkan. Tapi karena impactnya ini lebih besar jadi lebih kerasa. Semoga ini selalu bisa jadi pengingat ya, termasuk buat saya sendiri. :)

Sekolah Unggulan? Sekolah Favorit?

Haloooo. Sedih w udah sibuk ospek jd makin tidak produktif :((( padahal dari seminggu sebelumnya udh mau nulis sesuatu, tapi ya mager banget huft. Ini kepending seminggu juga lagi =_=

Rasanya aku pernah cerita waktu pertama dapet pengumuman kalau aku lulus di SMA yg katanya SMA terbaik di Bandung atau kayaknya di Jawa Barat juga, aku pikir aku mungkin bakal dapet ranking terakhir. :( Ya da aku mah apa dari smp yg biasa aja, bukan smp yang unggulan yang ada rsbinya itu. Eh ternyata alhamdulillah ga gitu-gitu amat.

Waktu jaman-jamannya mau UN kemarin, pas liat jalanan sepi karena mungkin anak-anak SMA selain kelas 3 pada ga masuk, Ayahku tiba-tiba bilang, "ngapain sekolah jauh-jauh, da yang pinter mah sekolah di mana aja juga tetep pinter". Emang pernyataan itu ga salah sih, but school is not only about studying, it's learning.

Sebenernya selama SMA itu banyak banget pelajaran yang aku dapet dan mungkin ga akan aku dapetin kalau aku sekolah di tempat lain. Ya tergantung lingkungan juga sih, di ekskul tuh emang bener-bener ladang ilmu banget. Udah ga aneh liat alumni yang udah berapa tahun lulus dan masih loyal banget sama ekskulnya. Trus acara sekolahnya sendiri juga suka ngadain talkshow motivasi.
Ditambah lagi temen-temen yang selalu bikin aku termotivasi buat jadi lebih baik lagi. Temen-temen yang selalu peduli. Pas deket2 hari sbmptn, banyak yang ngasih ucapan semangat (hm cuma 2 sih haha). Dan kakak kelasnya juga suka ngesupport ade-adenya. Pokoknya masa-masa SMA tuh emang paling bermakna(saat ini). Beda banget sama waktu smp. Di sma itu jadi ngerasa banyak banget aspek yang harus aku perbaiki, niat juga harus dibenahi lagi.

Trus nih ya, aku baru beres ospek loh! Kalo ospek univ sih, ya lumayan berkesan.. atmosfirnya beda banget sama sma. Kalau daftarnya ke itb sih mungkin ga bakal beda jauh suasananya kayak waktu sma hahaha. Tapi ospek fakultasnya seru banget!

Ada simulasi kuliahnya (yang bikin merod abis T.T), materi yang (pematerinya) keren-keren, panitianya juga keren sih. :) Di saat mereka udah mulai kuliah, mereka masih nyempetin buat ngurus ini semua.

Selama 3 tahun terakhir ini mungkin, aku banyak banget ketemu orang-orang yang tulus mau 'cape-cape'an buat orang lain, buat ngirusin orang lain. Banyak banget orang yang berusaha buat jadi orang yang bermanfaat untuk orang-orang. Alhamdulillah aku bisa liat semua itu, kalau ngga, mungkin aku udah jadi orang yang ogois banget.

Jadi, sekolah itu bukan cuma tentang kualitas kurikulum di situ, bukan cuma tentang jeniusnya orang-orang yang lulus dari situ, bukan cuma tentang 'oh sma ini anaknya kan pinter2' 'bagus nih kalau kamu masuk sini'.. Tapi, apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dan apa yang bisa kita berikan untuk adik-adik kita kelak. Jangan bangga dengan almamater mu, tapi buatlah almamatermu bangga :)
Sekian dan terimakasih ;)

Sabtu, 11 Juli 2015

9 Juli 2015

Hari ini pasti jadi hari yang bener-bener ditunggu, atau mungkin pengen langsung diskip aja kali ya, tau tau udah kuliah :(. Aku kemaren udah nulis tentang 9 juli ini!! Tapi karena di kereta sinyalnya jelek, jadi ga kepublish dan hilang begitu saja :(. Sekarang aku udah keburu berubah pikiran.

Tanggal 10 juli dini hari, aku masih ngerasa ragu sama hasil yang aku lihat. Antara seneng banget, dan bingung. Ya gimana ngga, walaupun itu pilihan pertama, tapi tetep aja itu bukan yg bener-bener aku pengen. Duh, ga bersyukur banget ya aku? Di saat orang-orang sedih karena ga lulus, aku malah sedih karena ga milih ptn yg aku mau. That's pathetic, isn't it? Paahal jurusannya sama aja, nanti udah kalau udah lulus juga gelarnya sama aja, kerjanya sama aja. Cuma karena pengen kuliah di sana, aku ninggalin apa yang orang lain pengen? Wow

Setelah berpikir panjang (well, cuma seharian sih), akhirnya aku mutusin buat stay. Mungkin emang ini yg terbaik menurut Allah. Sesampainya aku di kota ini, tiba-tiba aku berubah pikiran. Aku sendiri heran, gimana caranya cita-cita aku selama 2 tahun bisa terhapus dalam sehari? Ya, mungkin dulu ego aku emang berlebihan, pengen masuk ptn yang "bagus", tapi aku sendiri ga tau keadaan di sini. Gatau gimana nanti kalau aku merantau ke sini.

Sama halnya dengan ptn tempat aku udah diterima, akupun ga pengen ngerebut hak orang lain yang punya keinginan yang sama. Karena udah pasti aku tetep milih ptn yang di sbmptn kalaupun aku keterima di ujian mandiri. Ada yang bilang, kalau itu salah mereka. Kenapa mereka ga berusaha lebih keras dari awal jadi kesempatan mereka ga keambil sama org yg bakal menyia-nyiakan hasilnya? Tapi aku pikir, tetep aja itu ga sepenuhnya bener. Org yg menyia-nyiakan itu juga jelas salah, apalagi dia udah rencanain itu dari sebelumnya.

Hah, aku mikir buat ga ikut ujian mandiri. Tapi aku tetep penasaran. Bukannya mau nguji kemampuan aku, tapi aku pengen liat soal-soal ujiannya(?), Konyol bukan? Makanya besok, aku bakal berusaha buat ngerjain seminimal mungkin. Hehe, bukannya terlalu pede atau gimana ya, tapi emang kita ga tau kan hasilnya bakal gimana nanti?

Gitu deh... aku bingung gimana kalimat yang pas buat mengakhiri post ini. Hehe, gitu aja deh ya :)

Senin, 06 Juli 2015

Tiga Hari Dua Malam di PATLABORCAMP

*sebenernya ini udh aku post di notes fbku, hehehe. Ku masih belum tenang untuk menulis :(*

Banyak banget yg aku dapet dari acara ini. Baru aja sehari setelah acaranya selesai dan kepikiran tentang materi yg kemaren-kemaren disampaikan (walaupun dibeberapa waktu aku nundutan *ups*). Tapi bentar, patlabor teh apa? Barangkali ada yg baca notes ini :v. PATLABORCAMP singkatan dari Preparatory Training for Leader Before Campus (alhamdulillah masih inget wkwk).

Awalnya aku mau bikin beberapa notes, karena materinya juga emang ada lebih dari satu. Tapi ternyata yg kepikiran malah korelasi dari (hampir) semua materi yg aku dapet, jadi mungkin tulisan ini nantinya cukup panjang. Yg bener-bener menarik perhatian aku itu materi yg berkaitan tentang pemimpin.

Jujur aja, sebenernya dari jaman sd aku pengen banget jadi km tapi aku ga pernah berani buat ngajuin diri. Kalau baca "Simple Thinking about Blood Type", katanya sih itu emang sifat natural goldar O yg punya sifat kepemimpinan yg besar. Dan aku tetep ngelakuin hal yg sama sampai saat ini. Tapi alhamdulillah aku dapet kesempatan buat memimpin ekskul, dan ternyata itu berat banget.

Setelah ngerasain jadi ketua, aku ngerasa kalau itu ga bikin perubahan apapun, baik diri aku sendiri, dan juga lingkungan itu. Saat itu aku bener-bener nyesel karena belum berusaha maksimal. Salah satu faktornya karena susah banget buat keluar dari comfort zone itu. Sampai aku akhirnya bertekad, aku harus berubah kalau udah kuliah.

Tapi, kemaren aku jadi bener-bener mikir lagi. "Jangan jadi super-man, tapi jadilah super-team". Itu bener banget, buat nerangin dunia, satu kunang-kunang aja ga cukup. Butuh banyak kunang-kunang buat nerangin dunia. Mungkin emang dibalik tim yg hebat itu, emang ada orang yg hebat. Tapi belum tentu orang yg hebat, bisa membuat tim yg hebat (Agak bingung juga sih, hebat itu relatif).

Maka dari itu kadang kita selalu menyalahkan pemimpin kalau terjadi sesuatu. Saat itu dianalogikan sebuah pertandingan antara tim sepak bola dunia dan tim daerah indonesia (bingung nyebutnya gimana). Aku lupa contohnya tim apa ._. Misalnya Barca lawan Persija. Udah jelas yg menang siapa kan? Nah terus kalau kita tuker pelatihnya, apa hasilnya bakal beda? Kemungkinan besar sih ngga.

Mungkin pelatihnya emang punya cara yg hebat buat bikin tim sehebat itu, tapi tetep aja kalau pemainnya ga punya skill yg pada dasarnya udah bagus dan bisa diasah lagi, hal itu ga akan terjadi. Ya, mungkin terjadi sih, tapi waktunya ga akan sama.

Bener ga sih? Coba deh saat terjadi krisis di Indonesia, siapa org pertama yg masyarakat salahkan? Padahal mungkin aja emang "anggota tim"nya yg skillnya belum terasah. Tapi kan yg milihnya anggotanya itu juga ada yg dipilih sama pemimpinnya. Jadi yg salah siapa? Tau deh, pusing sih kalau masalah negara mah :v

Balik lagi, ada juga sebuah penelitian tentang superchicken. Aku lupa judul artikel yg disebutinnya apa dan websitenya apa. Aku cuma nemu ini: Researchers at Purdue University set out to determine whether the most productive chickens would breed a kind of super-chicken, spawning future generations of top producers. So they separated the best producers and left the rest to roam freely. What happened next was not a success story for the most productive chickens. Turned out that they tended to peck each other to death. Not only did some of them die, but the survivors actually became less productive over successive generations. (Translate sendiri aja ya :p)

Dalam dunia nyata, sebuah perusahaan yg punya waktu coffee break khusus untuk sharing antar pegawai ternyata produktivitasnya lebih tinggi dibanding perusahaan yg biasa (yg mungkin sebenernya punya org2 yg hebat). Sama halnya sama budidaya superchicken itu. Kelompok ayam biasa tetep produktif sebagai mestinya, tapi kelompok superchicken, justru keadaannya lebih buruk karena persaingan antar ayam itu.

Banyak remaja yg sering banget nyepet org yg "bermuka dua", tapi pemimpin harus punya banyak muka, karena setiap org itu berbeda karakteristiknya. Cara bikin org ngerasa nyaman itu beda-beda. Jadi cara kita menyikapinya juga tentunya beda-beda. (Oke sebenernya konteks "muka" yg disepet ini agak beda kali ya :v, tapi ya gitu deh). Pemimpin itu ditaati karena takut atau cinta. Kalau tiap anggota udah sampai titik di mana dia cinta sama kelompok (atau organisasi) itu, seberat apapun tugasnya, pasti bakal dia kerjain.

Jadi kesimpulannya? Entahlah, aku males ngerangkum inti dari semua materinya. Pokoknya gitu deh, mungkin inti yg ditangkep orang lain juga beda, kan? Sekian, makasih kalau ada yg niat baca tulisan ini, karena sebenernya aku ga jago nulis. Hehe ._.v

Wait, aku tiba2 inget, jadi curcol aku tadi buat apa? Hubungannya apa?......

Haha tidak bisa dijelaskan tapi pokoknya materi kemaren itu bener-bener ngerubah pandangan aku aja :v