Selasa, 11 November 2014

Degradasi Moral

            Saat ini bangsa Indonesia terus mengalami degradasi moral.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia degradasi berarti kemunduran, kemerosotan, penurunan, dsb. Sedangkan moral berarti baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb. Moral juga dapat diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, susila, kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bergairah, berdisiplin, dsb.
            Kemunduran moral bangsa Indonesia saat ini terlihat dari berbagai hal, diantaranya tutur kata, cara berpakaian, dan terutama perilaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya karena masyarakat sendiri tidak peduli terhadap tingkah laku anak-anak.Dulu di Sekolah Dasar, murid diajarkan untuk mengatakan secara implisit dan menggunakan kata yang sopan untuk meminta izin ke kamar mandi seperti “pak/bu, izin ke belakang” walaupun sebenarnya kamar mandi tidak benar-benar berada di belakang. Namun ketika di SMP/SMA kebiasaan itu mulai hilang. Murid dengan cueknya mengatakan secara ekspilisit ketika meminta izin kepada guru yang bersangkutan. Hal itu pun tidak diluruskan oleh guru-guru, entah karena murid yang dianggap sudah ‘dewasa’ sehingga dianggap seharusnya sudah mengerti, atau memang sudah tidak peduli.
            Faktor lain yang mempengaruhi degradasi moral anak bangsa adalah lingkungan dan perkembangan teknologi. Remaja yang pada umumnya sedang dalam tahap mencari jati diri membuatnya semakin mudah untuk terpengaruh. Keluarga sebagai unit terkecil tentu saja sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter yang dapat berimplikasi pada moral sang anak. Anak yang terlalu dimanjakan mengakibatkan pembelaan yang berlebihan oleh orang tua terhadap tindakan anak terutama untuk menjaga ‘kehormatan/harga diri’ dari keluarga tersebut. Perceraian, pertikaian, dan ketidakpedulian orang tua membuat anak mencari lingkungan yang baru dan berdampak pada degradasi moral ketika anak memilih lingkungan yang salah.
            Selain lingkungan, perkembangan teknologi juga sangat mempengaruhi penurunan kualitas anak bangsa. Maraknya gadget dan kemudahan akses internet membuat budaya asing masuk dengan bebas sehingga timbul salah satunya budaya barat di kalangan remaja. Pakaian yang ‘terbuka’ menjadi hal yang biasa bagi remaja. Di samping itu, tayangan televisi juga sangat berpengaruh. Misalnya ketika orang tua sedang menonton acara berita, ada tayangan tentang kejahatan dan juga kekerasan yang secara tidak langsung memberikan contoh pada anak. Acara televisi juga semakin tidak bermutu. Muncul acara hiburan yang semakin tidak jelas tujuannya. Film dan sinetron juga memunculkan konflik dan adegan yang secara tidak langsung dijadikan sebagai contoh oleh anak dan menumbuhkan pola pikir pemeran pada film/sinetron tersebut terutama sifat buruk yang dimunculkan pemeran antagonis.
            Hal ini tentu saja tidak akan terjadi begitu cepat jika pemerintah dapat menyaring tayangan-tayangan yang tidak bermutu dan kurang bermanfaat. Selain itu, kepedulian masyarakat terhadap tingkah laku anak juga diperlukan baik dari lingkungan keluarga atau sekolah untuk menimbulkan kebiasaan baik dan menjadikan anak bangsa yang bermoral.