Saat ini bangsa Indonesia terus
mengalami degradasi moral.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia degradasi
berarti kemunduran, kemerosotan, penurunan, dsb. Sedangkan moral berarti baik
buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb. Moral juga
dapat diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, susila, kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bergairah, berdisiplin, dsb.
Kemunduran moral bangsa Indonesia
saat ini terlihat dari berbagai hal, diantaranya tutur kata, cara berpakaian,
dan terutama perilaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya
karena masyarakat sendiri tidak peduli terhadap tingkah laku anak-anak.Dulu di
Sekolah Dasar, murid diajarkan untuk mengatakan secara implisit dan menggunakan
kata yang sopan untuk meminta izin ke kamar mandi seperti “pak/bu, izin ke
belakang” walaupun sebenarnya kamar mandi tidak benar-benar berada di belakang.
Namun ketika di SMP/SMA kebiasaan itu mulai hilang. Murid dengan cueknya mengatakan secara ekspilisit ketika
meminta izin kepada guru yang bersangkutan. Hal itu pun tidak diluruskan oleh
guru-guru, entah karena murid yang dianggap sudah ‘dewasa’ sehingga dianggap
seharusnya sudah mengerti, atau memang sudah tidak peduli.
Faktor lain yang mempengaruhi
degradasi moral anak bangsa adalah lingkungan dan perkembangan teknologi.
Remaja yang pada umumnya sedang dalam tahap mencari jati diri membuatnya
semakin mudah untuk terpengaruh. Keluarga sebagai unit terkecil tentu saja
sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter yang dapat berimplikasi pada moral
sang anak. Anak yang terlalu dimanjakan mengakibatkan pembelaan yang berlebihan
oleh orang tua terhadap tindakan anak terutama untuk menjaga ‘kehormatan/harga
diri’ dari keluarga tersebut. Perceraian, pertikaian, dan ketidakpedulian orang
tua membuat anak mencari lingkungan yang baru dan berdampak pada degradasi
moral ketika anak memilih lingkungan yang salah.
Selain lingkungan, perkembangan
teknologi juga sangat mempengaruhi penurunan kualitas anak bangsa. Maraknya gadget dan kemudahan akses internet
membuat budaya asing masuk dengan bebas sehingga timbul salah satunya budaya
barat di kalangan remaja. Pakaian yang ‘terbuka’ menjadi hal yang biasa bagi
remaja. Di samping itu, tayangan televisi juga sangat berpengaruh. Misalnya
ketika orang tua sedang menonton acara berita, ada tayangan tentang kejahatan
dan juga kekerasan yang secara tidak langsung memberikan contoh pada anak.
Acara televisi juga semakin tidak bermutu. Muncul acara hiburan yang semakin
tidak jelas tujuannya. Film dan sinetron juga memunculkan konflik dan adegan
yang secara tidak langsung dijadikan sebagai contoh oleh anak dan menumbuhkan
pola pikir pemeran pada film/sinetron tersebut terutama sifat buruk yang
dimunculkan pemeran antagonis.
Hal ini tentu saja tidak akan
terjadi begitu cepat jika pemerintah dapat menyaring tayangan-tayangan yang
tidak bermutu dan kurang bermanfaat. Selain itu, kepedulian masyarakat terhadap
tingkah laku anak juga diperlukan baik dari lingkungan keluarga atau sekolah
untuk menimbulkan kebiasaan baik dan menjadikan anak bangsa yang bermoral.